Jumat, 10 Mei 2013

Meracau



Salahku, ketika ku biarkan kau meraut bambu
Kita bicara tentang anak-anak  yang kita lahirkan dari kayu
Lalu kau sulam benang sebagai tulang
Kau tanam serbuk sebagai air mata
Salahku, ketika kubiarkan kau melayangkan anak kita ke atas pusara
Kita berkejar-kejaran
Mengulur anak-anak kayu kita
Tapi, itu salahmu
Kau tak pernah angkat mata
Taumu hanya menyulam saja, merajut lalu menanam
Sekarang kita sudah tak berangin
Pusara itu sudah berkamuflase
Kau harus gunakan kaca tigadimensimu
Agar aku, selalu hidup dalam jiwamu
Simpan aku, simpan anak kita




Tidak ada komentar:

Posting Komentar